Pages

Success is my Right

Tuesday, October 25, 2005

Bosan Hidup

Seorang pria mendatangi Sang Master, "Guru, saya sudah bosan
hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya
kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati."
Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit." "Tidak Master, saya tidak
sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya
ingin mati." Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Master
meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, 'Alergi
Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan."

Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan.
Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan
mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di
tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita
mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut
mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.

Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal
berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah.
Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang
langgeng, yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat
kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita
gagal, kecewa dan menderita.

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan
bersedia mengikuti petunjukku." Demikian sang Master
menyarankan. "Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh.
Tidak, saya tidak ingin hidup." pria itu menolak tawaran sang
guru. "Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin
mati?" "Ya, memang saya sudah bosan hidup." "Baik, besok sore kamu
akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini,
setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau
akan mati dengan tenang."

Giliran dia menjadi bingung. Setiap Master yang ia datangi
selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup.
Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia
memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang
disebut "obat" oleh Master edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan
sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu
santai !

Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan
terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk
makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang sudah
tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir
malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan,
ia bersenda gurau. Suasananya santai banget !

Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di
kupingnya, "Sayang, aku mencintaimu. "Karena malam itu adalah malam
terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis ! Esoknya bangun
tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin
pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.
Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih
tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir
kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu
adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis !

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap
orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya ?" Dan
sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena
siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan
manis !

Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi
ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat
yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya
di beranda depan.

Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman
kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku
selalu merepotkan kamu." Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pi,
maafkan kami semua. Selama ini, Papi selalu stres karena perilaku
kami."

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba,
hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.
Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore
sebelumnya ?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya
sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja
botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup
dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat
menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik
kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah
lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau
tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah
rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju
ketenangan."

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru,
lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya.
Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam
kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu
HIDUP !!! Hidup bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul.
tapi merupakan suatu anugrah untuk dinikmati.

Thursday, October 20, 2005

WINNERS VS LOSERS

The Winner says,"It may be difficult but it is possible"
The Loser says ,"It may be possible but it is too difficult"

When a Winner make a mistake, he says ,"I was wrong"
When a Loser make a mistake, he says ,"It wasn't my fault"

The Winner is always part of the answer
The Loser is always part of the problem

Winner chooses what they say
Loser say what they chooses

The Winner sees an answer for every problem
The Loser sees a problem for every answer

Winner sees the gain
Loser sees the pain

The Winner says ,"Let me do it for you"
The Loser says ,"That's not my job"

Winners believe in win win
Loser believe win for them and someone has to lose

A winner makes commitments
A Loser makes promises

Winner sees the potential
Loser sees the past

Winner makes it happen
Loser wait it happen

A winner creates vision
A Loser creates imagination

A winner says "I am doing it"
A Loser says "I'll do it"

Which are you ?


Sumber : 1000 Quotes about Life

Sunday, October 16, 2005

About Life

Once upon a time a very strong woodcutter ask for a job in a timber
merchant, and he got it.The pay was really good and so were the work
conditions.

For that reason ,the woodcutter was determined to do his best. His
boss gave him an axe and showed him the area where he was supposed to
work.

The first day,the woodcutter brought 18 trees. "Congratulations," the boss
said. "Go on that way!" Very motivated for the boss' words, the woodcutter
try harder the next day,but he only could bring 15 trees.
The third day he try even harder, but he only could bring 10 trees.
Day after day he was bringing less and less trees."I must be losing my
strength",the woodcutter thought. He went to the boss and apologized,
saying that he could not understand what was going on.

"When was the last time you sharpened your axe?" the boss asked. "Sharpen?
I had no time to sharpen my axe. I have been very busy trying to cut trees."

Our lives are like that. We sometimes get so busy that we don't take time to
sharpen the axe." In today's world, it seems that everyone is
busier than ever, but less happy than ever.

Why is that? Could it be that we have forgotten how to stay sharp?
There's nothing wrong with activity and hard work. But God doesn't want us
to get so busy that we neglect the truly important things in
life, like taking time to pray, to read .We all need time to relax, to
think and meditate, to learn and grow. If we don't take time to sharpen the
axe, we will become dull and lose our effectiveness.
So start Today , Think about the ways by which you could do your job more
effectively and add a lot of value to it.

Wednesday, October 12, 2005

Program Udara Bersih

Rekan sekalian,

Perbaikan kualitas angkutan umum adalah tugas kita semua. Tapi bagaimana cara kita untuk ikut serta mengawasi kinerja angkutan umum?

Jika perduli dengan lingkungan, dan tidak mau ada asap tebal ngebul lagi dari angkutan kota, kirim sms ke nomor

0817 - 66 - 0000 – 1 (Tariff biasa Rp. 350/sms )

Caranya: tulis asap (spasi) jenis angkutan umum (spasi) nomor polisi

contoh: asap metromini B1000XY

SMS yang Anda kirimkan akan sangat berguna buat mengawasi ngontrol pencemaran lingkungan dari angkutan umum, dan hasilnya akan dikumpulkan dan disampaikan ke Dinas Perhubungan Prop. DKI Jakarta, Dewan Transportasi Kota Jakarta, Dinas/instansi terkait biar mereka segera ambil tindakan dan

Juga akan dikirim ke media untuk dipublikasikan secara berkala

Jenis angkutan:

PPD
Mayasari
Metromini
Kopaja
taxi
bajaj
dsb


Ayo , kirim SMS ke 0817-660-000-1 biar angkot kita bebas dari asap karena SMS Anda merupakan bentuk kontribusi dalam meningkatkan kinerja angkutan umum di Jakarta

PS: Mohon dapat disebarkan ke rekan-rekan lainnya. Terima kasih.

Veronica Ponda

Clean Air Project, Swisscontact

Jln. Wijaya XII No. 44

Jakarta 12160 - IND

P: 62 21 7394031

F: 62 21 7223037

W: swisscontact.org

swisscontact.or.id

Thursday, October 06, 2005

Learn From Bamboo

One day I decided to quit...I quit my job, my relationship, my
spirituality... I wanted to quit my life. I went to
the woods to have one
last talk with God. "God", I said. "Can you give me
one good reason not to quit?" His answer surprised me...

"Look around", He said. "Do you see the fern and the bamboo?"
"Yes", I replied.

"When I planted the fern and the bamboo seeds, I
took very good care of
them. I gave them light. I gave them water. The
fern quickly grew from the
earth. Its brilliant green covered the floor. Yet
nothing came from the
bamboo seed. But I did not quit on the bamboo. In
the second year the Fern
grew more vibrant and plentiful. And again, nothing
came from the bamboo
seed. But I did not quit on the bamboo." He said.

"In year three there was still nothing from the
bamboo seed. But I would
not quit. In year four, again, there was nothing
from the bamboo seed. I would not quit." He said.

"Then in the fifth year a tiny sprout emerged from
the earth. Compared to
the fern it was seemingly small and
insignificant...But just 6 months later
the bamboo rose to over 100 feet tall. It had spent
the five years growing
roots. Those roots made it strong and gave it what
it needed to survive. I would not give any of my creations a challenge it
could not handle." He said to me.

"Did you know, my child, that all this time you
have been struggling, you have actually been growing roots?"

"I would not quit on the bamboo. I will never quit on you."
"Don't compare yourself to others." He said. "The
bamboo had a different
purpose than the fern. Yet they both make the forest beautiful."
"Your time will come", God said to me. "You will rise high"

"How high should I rise?" I asked.
"How high will the bamboo rise?" He asked in return.
"As high as it can?" I questioned
"Yes." He said, "Give me glory by rising as high as you can."
I left the forest and bring back this story. I hope these words can help you
see that God will never give up on you. He will never give up on you.


--
Never regret a day in your life.
Good days give you happiness; bad days give you
experiences; both are
essential to life.